Senin, 25 Mei 2009

Para Mania Air Soft Gun
yang ingin mengetahui informasi tentang
Accessories, Spare part, dan Gun Air Soft Gun
dapat bergabung di sini.


Air Soft Gun, nama permainan ini sudah tertulis cukup lama di agenda saya, namun bari kali ini saya bisa benar-benar mewujudkannya. Dan di suatu hari minggu pagi yang masih di temani sinar matahari, saya menjadi bagia dari Detasemen Cobra, ini adalah salah satu club Air Soft Gun yang bersal dari Jakarta. Berlaga di medan perang di sebuah hutan bagian kota Bandung, inilah pelesir unik bagi saya.

Sehari sebelum berlaga, saya diminta berkumpul dengan teman-teman di di rumah salah satu pentolan mereka. Menurut mereka, pengetahuan tentang peraturan permainan sangatlah penting. Meski melibatkan hanya senjata replica dan terbuat dari plastik namun, safety adalah aspek yang paling dijunjung tinggi.

Cleguks. Itulah reaksi pertama saya melihat beberapa anggota Detasemen Cobra ini melakukan perawatan senjata mereka. Seperti senjata beneran. Namun Khadir, humas Detasemen Cobra menjelaskan bahwa semua persenjatan untuk permainan ini adalah mainan dan para pemain memiliki aturan keselamatan tersendiri, mulai dari cara memegang senjata hingga zona-zona aman yang diperbolehkan memegang kokangnya.

Setelah perbekalan singkat itu, saya pun makin tak sabar untuk menunggu esok saat bermain bersama. Tak sabar merasakan excitement yang bakal saya rasakan, lalu mungkin juga desingan pelurunya. Saya malah nekad ingin merasakan bagaimana jika peluru itu benar-benar mengenai kulit saya. Hanya ingin merasakan kena HIT, demikian istilah jika kena tembak.
Lets The Game Begin

Esok paginya, Saya sudah menjadi Detasemen Cobra. Dengan baju pinjaman dari salah satu anggota tim, saya kelihatan seperti tentara yang sedang mempersiapkan gelar perang yang sebenarnya. Rupanya hari ini Detasemen Cobra tidak sendirian. Kami diundang latihan bersama di kawasan hutan, bersama dengan 9 club air soft gun lainnya. Latihan bersama ini ternyata kerap mereka lakukan, untuk mempererat hubungan dan bertukar informasi.

Begitu sampai di tempat, para anggota Detasemen Cobra langsung menggelar dan mempersiapkan berbagai persenjataannya. Wah, berbagai model senjata diletakkan berjajar di atas bentangan kain, lengkap dengan segala peralatan standard lainnya, seperti google dan alat-alat kamuflase. Begitu inginnya saya merasakan benar-benar larut dalam permainannya ini, saya pun meminta salah satu anggota tim untuk mencoreng moreng wajah saya dengan cat yang khusus untuk kamuflase. Menurut, Setyo, Ketua Detasemen Cobra, kamuflase dengan cat warna hitam dan hijau seperti yang dipakai hari ini adalah salah satu ciri khas klub.

Untuk permainan, saya dipersenjatai dengan sebuah pistol laras panjang berbahan plastik yang mudah cara penggunaannya. Maklum saja, ini adalah game pertama saya. Para anggota tim pun tak segan-segan membantu mengingatkan saya cara mengoperasikan sentaja itu.

Sebelum permainan dimulai, seluruh peserta diwajibkan untuk menguji kelayakan senjatanya. Ini dimaksudkan agar, senjata yang digunakan masih dalam batas aman. Sesi ini biasa disebut dengan crono. Kecepatan peluru maksimal 370 fps. Jika melebihi, maka senjata tersebut tidak boleh digunakan. Untuk senjata yang digunakan, jenisnya pun beragam. Ada yang menggunakan mekanisme spring, elektrik maupun yang lebih canggih, menggunakan gas. Di pasaran, harga senjata juga beragam, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Setelah proses crono masing-masing tim selesai. Tibalah saatnya untuk memulai permainan. Rupanya, 9 tim yang diundang tidak bisa bermain sekaligus. Detasemen Cobra mendapatkan giliran berlaga di ronde kedua. Tak membuang waktu, Setyo mengajak saya dan tim nya untuk berlatih terlebih dahulu.

Meski cuma latihan, namun bagi saya ketegangan sudah dimulai. Memang benar apa yang dibilang oleh kawan-kawan klub ini sebelumnya. Dalam permainan ini kerja sama penting sekali. Karena, kita tidak hanya mengandalkan kelincahan diri sendiri, namun saling back up antar sesama team. Nah, dalam latihan inilah, saya kena hit di perut. Rasanya seperti digigit semut dan meninggalkan bekas merah kecil yang tak hilang seharian.
Ah ya, sebelum dimulai, permainan air soft gun selalu punya scenario untuk dijalankan. Berbagai macam scenario bisa dirancang. Namun, biasanya yang standar adalah mempertahankan benteng, perebutan bendera, total eliminasi, dan penyelamatan logistik. Saat latihan, karena jumlahnya masih sedikit, kami bermain menggunakan scenario total eliminasi, yaitu semua anggota musuh harus kena hit.

Tak lama setelah latihan selesai, tibalah saatnya bertempur dalam permainan yang sebenarnya. Ternyata scenario yang ditetapkan untuk kami adalah menggempur musuh yang membawa anggota VIP. Ini agak susah, karena kami harus membedakan mana yang musuh dan bukan. Untuk lahan gerak, kami dipilihkan di lembah yang dari lokasi saja dapat menjadi sasaran empuk penembakan, karena lokasi musuh ada di atas.

Adrenalin saya mulai terpompa ketika wasit yang disebut dengan marshal mulai memberikan aba-aba untuk mulai. Segala peraturan saya coba ulang untuk mengingatkan diri sendiri. Menembak hanya boleh ke area leher ke bawah dan hanya dari jarak lebih dari lima meter.

Detasemen Cobra bergabung dengan tim lain, agar anggota kami makin banyak. Musuh yang menggunakan seragam hampir sama sering membuat kami terkecoh. Dengan mengendap-endap, berlindung di tempat persembunyian, saling back up dan berkoordinasi antar satu tim, kami merayap maju.

Di tengah hutan belantara dan kecilnya BB (sebutan untuk peluru) menuntut semua peserta untuk jujur ketika dirinya terkena hit. Meskipun keinginan bermain meluap-luap dan sayang sekali untuk meninggalkan arena, namun kejujuran ini membuat permainan bisa berjalan apa adanya. Ada sih, Mbak yang sering tidak jujur jika terkena hit. Kita sebutnya dia itu superman. Kalau sudah begitu, biasanya teman-teman jadi malas bermain dengannya. Jadi gak seru, ujar Khadir.

Berbekal pengalaman di latihan sebelumnya, saya jadi ekstra hati-hati dalam melangkah. Kan sayang jika di awal permainan sudah terkena hit. Melompat, merayap, bersembunyi di balik pepohonan atau batu-batu sungai, saya mengekor kawan-kawan yang bertugas di depan membuka jalan hutan.

Di akhir permainan, posisi musuh yang menguntungkan membuat kami terpojok di tikungan lembah. Jika maju, musuh sudah menghadang dengan serentetan tembakan yang tak berhenti. Duh, itu BB tidak habis-habis sepertinya. Berhubung waktu permainan sudah melebihi batas dan belum ada yang dinyatakan kalah, maka permainan terpaksa dihentikan. Dan, saya masih bisa bertahan hingga akhir permainan itu.

Seru habis, itulah yang saya rasakan di tengah permainan. Saya jadi ingat film Black Hawk Down yang bercerita tentang misi penyelamatan di daerah konflik, rasanya saya seperti ada di kancah perang yang sebenarnya. Meskipun para pemain air soft ini sering disebut tentara plastik, karena senjatanya dari bahan plastik semua, tapi pompaan adrenalinnya bukan sekadar imitasi.




Dan masih banyak lagi macam-macam
Airsoft Electric Gun, Airsoft gun Accessories, dan
Airsoft Gun Spare Part & BB.
mau info yang lebih lanjut hubungi situs berikut ini:
www.kidstoyonline.com